Waspada, Hujan Banjir Bikin Krisis Pangan

Kamis (4/11) , berdasarkan pantauan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Banjir bandang menerjang Kota Batu, Malang Jawa Timur yang tersebar di lima titik. Banjir melanda Dusun Sambong di Desa Bulukerto, Dusun Beru di Desa Bulukerto, Desa Sumberbrantas, Jalan Raya Selecta di Desa Tulungrejo dan Jalan Raya Dieng di Desa Sidomulyo.

Fenomena curah hujan tinggi ini, sejalan dengan pernyataan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sebelumnya yang memperkirakan La Nina akan berlansung mulai akhir 2021 sampai awal 2022. La Nina merupakan fenomena alam yang menyebabkan udara terasa lebih dingin atau mengalami curah hujan yang lebih tinggi.

Direktur Jendral Perdagangan Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan, Oke Nurwan (5/11) memperkirakan La Nina bisa berdampak kepada sector pangan, dan mungkin nantinya merembet kepada harga pangan di pasaran. Hujan disertai banjir akibat La Nina ini, bisa berdampak pada terganggunya produksi pertanian, menurunnya produktivitas pertanian hingga kemungkinan gagal panen. Selain petani, masyarakat turut menjadi pihak yang dirugikan mengingat stock pangan yang menipis.

“Pertanian ini tak boleh terganggu oleh apapun, sebab pertanian merupakan sector yang berkaitan dengan                      pemenuhan hajat hidup seluruh rakyat Indonesia” Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo

Kementerian Pangan, melalui Direktur Jendral Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), Ali Jamil menyampaikan 7 (tujuh) langkah untuk antisipasi fenomena ini: Pertama, sosialisasi dan koordinasi antardaerah; Kedua, intensif mensosialisasikan data iklim dari BMKG; Ketiga, percepatan tanam pangan mulai bulan Desember 2021 dan Januari 2022  didaerah dengan puncak genangan; Keempat, penyiapan pompa-pompa air, normalisasi saluran, DAM Parit, dsb; Kelima, penggunaan varietas tanaman yang tahan genangan oleh Petani dengan memanfaatkan Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) (sumber, sumber)